Ikan pari manta (Manta birostris) adalah salah satu
spesies ikan pari terbesar di dunia.
Lebar tubuhnya dari ujung
sirip dada ke ujung sirip
lainnya mencapai hampir 7 meter (kemungkinan lebih karena ada laporan yang mengatakan
bahwa ada manta yang lebar tubuhnya mencapai 9,1 meter). Bobot terberat manta
sendiri yang pernah diukur mencapai 3 ton.
[1]
Manta dapat ditemukan di lautan
tropis di seluruh dunia - kurang lebih antara 35
o
lintang utara hingga 35
o lintang selatan. Persebarannya yang luas
dan penampilannya yang unik menyebabkan ikan ini memiliki banyak nama mulai
dari "manta Pasifik", "manta Atlantik", "devil
fish", hingga "sea devil". Di Indonesia sendiri, pari manta
memiliki aneka nama lokal seperti
cawang kalung,
plampangan,
serta
pari kerbau[2]
(mungkin karena bagian tubuh mirip
tanduk di kepalanya sehingga ia dianggap mirip dengan
kerbau).
Pari manta belakangan dikategorikan sebagai "dekat dengan ancaman"
(near threatened) oleh
IUCN karena walaupun jumlahnya belum masuk kategori terancam
punah, namun pada masa depan diperkirakan populasinya akan menyusut hingga
akhirnya terancam punah.
[3]
Populasi pari manta dianggap dekat dengan bahaya karena tingginya kegiatan
perikanan dan
kondisi
laut yang
semakin terpolusi, namun rasio kelahiran mereka rendah.
[4]
Klasifikasi
Manta dimasukkan ke dalam famili
Myliobatidae yang terdiri
dari 40
spesies
pari berbeda. Famili dari ikan
pari ini juga dikenal sebagai "pari elang"
(eagle ray) karena
mereka tidak hidup di dasar laut dan berenang bebas sehingga saat dilihat
mereka sekilas seperti
elang yang "terbang" di dalam
laut. Famili Myliobatidae
ini dibagi dalam 4
subfamili dan pari manta dimasukkan ke dalam subfamili
Mobulinae yang juga diisi oleh ikan pari dari genus Mobula yang memiliki
penampilan mirip pari manta namun ukurannya lebih kecil.
[5]
Nama "manta" sendiri berasal dari bahasa Spanyol yang berarti
"selimut".
Ada 3
spesies
yang sebelumnya dianggap merupakan bagian dari
genus Manta:
Manta
birostris (pari manta Atlantik),
Manta hamiltoni (pari manta
Pasifik), dan
Manta raya (pari manta Pangeran Alfred). Ketiga pari manta
itu sendiri sangat mirip satu sama lain. Belakangan, setelah dilakukan
penelitian terhadap contoh
gen mereka, ketiga spesies itu dimasukkan dalam satu spesies yang
sama: spesies
Manta birostris.
[6]
Namun, ada pula yang mengatakan bahwa setidaknya ada 2 spesies manta: yang satu
berukuran besar dan suka
bermigrasi, sementara yang satunya lagi berukuran lebih kecil
dan lebih suka menetap.
[7]
Anatomi
Manta memiliki fisik yang secara umum mirip dengan kebanyakan
ikan pari dengan sirip dada yang
lebar serta ekor kecil seperti
cambuk. Sirip dadanya yang lebar
membuat tubuhnya terlihat pipih. Manta bergerak memakai sirip dadanya dengan
cara mengombakkannya dari bagian dekat
kepala hingga ke
belakang tubuh sehingga saat dilihat, pari manta seolah-olah sedang terbang di
dalam
laut.
[8]
Ekor manta sendiri lebih pendek dibandingkan dengan ekor ikan pari kebanyakan
dan tidak bersengat. Kulit manta juga diselubungi lapisan
lendir yang jauh lebih tebal
dibandingkan ikan pari kebanyakan. Lapisan lendir ini diduga ada hubungannya
untuk melindungi
kulitnya
yang rentan. Manta juga memiliki ukuran
otak yang lebih besar
dibandingkan ikan pari lain dan hiu kerabatnya sehingga mereka dianggap lebih
cerdas dibandingkan kerabatnya yang lain.
[9]
Ciri khas manta adalah sepasang "tanduk" di dekat
mulutnya.
"Tanduk" ini sebenarnya adalah sepasang sirip sefala (kepala) yang
membantu memasukkan air laut yang mengandung
plankton
makanannya dan bisa ditekuk ke dalam mulut. Di dalam mulutnya juga terdapat 300
gigi kecil berbentuk
pasak dan nyaris
tersembunyi di bawah kulit. Gigi ini tidak digunakan untuk makan, namun mungkin
gigi ini berguna saat manta melakukan perkawinan.
[4]
Manta juga memiliki lima pasang celah
insang di bagian
bawah tubuhnya untuk mengeluarkan air yang masuk melalui mulutnya. Di bagian
dalam celah insangnya terdapat tapis insang atau piringan penyaring
(filter
plate) yang berfungsi untuk memerangkap
plankton yang
masuk bersama dengan
air laut.
[5]
Manta memiliki warna yang bervariasi, mulai dari hitam, biru keabu-abuan,
cokelat, hingga nyaris putih. Pola warna pada tubuh manta juga bervariasi di
mana pada pari manta yang ditemukan di
Pasifik timur bagian
bawah tubuhnya berwarna dominan hitam, sementara pada jenis pari manta yang
ditemukan di Pasifik barat, warna bagian bawah tubuhnya pucat. Belum diketahui
apa fungsi dan penyebab dari pewarnaan bervariasi ini, namun warnanya yang
bervariasi memudahkan para
ilmuwan untuk membedakan manta dari wilayah yang satu dengan
wilayah lainnya. Hal unik lain seputar pewarnaan manta adalah mereka memiliki
semacam pola di bagian bahu serta bawah tubuhnya dan pola-pola ini berbeda pada
setiap individu manta sehingga dianggap mirip dengan
sidik jari
pada manusia.
[4]
PERILAKU
Pari manta adalah hewan yang ecara
umum memiliki perilaku yang tenang. Ia juga menunjukkan perilaku bersahabat
dengan para penyelam sehingga penyelam yang kebetulan berada di dekatnya bisa
memegang dan bahkan menungganginya. Ia juga biasa terlihat di dekat permukaan
laut dan di sekitar terumbu karang. Pari manta bisa dijumpai dalam
jumlah cukup besar di wilayah-wilayah yang kaya akan plankton, namun
pari manta diketahui tidak menunjukkan tanda-tanda interaksi sosial satu sama
lain maupun membentuk kelompok.[4]
Makanan
Manta dikenal sebagai salah satu ikan besar yang memakan
plankton (filter
feeder). Ia makan dengan cara membuka mulutnya sambil
berenang sehingga plankton yang berada dalam air masuk ke dalam mulutnya. Ia
juga bisa menggunakan sepasang sirip kepalanya yang mirip tanduk itu untuk
mengarahkan plankton agar masuk ke mulutnya. Dengan cara ini ia dianggap
berburu secara pasif karena ia tidak mengejar mangsanya untuk makan. Manta juga
diketahui memakan hewan-hewan kecil seperti udang dan anak ikan.[5]
Reproduksi
Di musim kawin, sejumlah besar manta
akan berkumpul untuk mencari pasangan kawin. Beberapa manta jantan bisa saling
bersaing untuk mendapatkan manta betina pasangannya. Manta jantan yang berhasil
mendapatkan manta betina akan berpegangan pada sirip pasangannya menggunakan
giginya dan merapatkan perutnya, lalu memulai perkawinan dengan cara memasukkan
alat kelaminnya ke dalam lubang kelamin betina. Perkawinan berlangsung selama
kurang lebih 90 detik.[4]
Pari manta adalah ovovivipar di mana telur menetas saat
masih berada di dalam tubuh induknya. Seekor manta betina bisa membawa 2 bayi
manta sekaligus dalam tubuhnya. Periode "kehamilan" manta sendiri
belum diketahui secara pasti, namun kemungkinan bisa berlangsung antara 9-12
bulan. Bayi manta yang baru menetas lalu keluar dari tubuh induknya dengan
kondisi sirip yang
masih terlipat. Bayi manta mulai aktif segera setelah ia mengembangkan siripnya
dan bisa langsung mulai berenang. Seekor bayi manta yang baru lahir diketahui
bisa berukuran selebar 1,2 meter dan seberat 45 kg. Bayi manta bisa tumbuh
sangat cepat karena dalam waktu satu tahun, lebar tubuh mereka sudah mencapai
hampir 2 kali lebarnya saat pertama kali lahir.[5]
Usia maksimal pari manta sendiri yang diketahui mencapai 20 tahun.[1]
Melompat
dari Air
Manta terkenal karena ia bisa
melompat keluar dari air dan karena ukuran tubuhnya yang besar, ia selalu
menarik perhatian saat sedang melakukan lompatan. Ada beberapa teori mengenai
sebab mereka melompat dari air. Mereka mungkin melakukan itu untuk melarikan
diri dari pemangsanya
atau untuk melepas parasit yang menempel pada tubuhnya. Teori lainnya, manta
menggunakan itu untuk berkomunikasi satu sama lain. Manta juga diperkirakan
melompat keluar air untuk menunjukkan kekuatannya saat sedang mencari pasangan.[4]